BeritaDesa.co.id — Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) melalui Direktorat Pengembangan Sosial Budaya dan Lingkungan Desa dan Perdesaan menggelar Workshop Evaluasi Kinerja Kader Pembangunan Manusia sekaligus menjadi ajang evaluasi kinerja pembangunan manusia serta pemberian penghargaan bagi desa berkinerja baik dalam program penurunan stunting di Hotel Yasmin Karawaci, Kabupaten Tangerang, Banten, Rabu (8/10/2025) malam.
Dalam sambutannya, perwakilan Kemendes PDTT menegaskan bahwa persoalan stunting masih menjadi tantangan serius bagi bangsa Indonesia yang telah berusia 80 tahun. Ia menyoroti pentingnya perubahan pola pikir dan lingkungan yang sehat agar masyarakat dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
“Tidak ada manusia yang ingin lahir dalam keadaan kekurangan. Namun karena lingkungan belum mendukung dan pemberdayaan belum maksimal, persoalan ini terus berulang,” ujarnya.
Acara ini juga disebut sebagai gerakan moral yang melibatkan seluruh kepala desa untuk bersama-sama memperjuangkan kesejahteraan masyarakat.
“Ini adalah gerakan luar biasa dalam menyambut masa depan anak-anak dan cucu-cucu kita,” tegasnya.
Menteri Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Mendes PDT) Yandri Susanto terus berupaya menekan angka kasus stunting, salah satunya melalui kehadiran program pendampingan oleh Kader Pembangunan Manusia (KPM) Kemendes PDT di desa-desa.
Pasalnya, penurunan angka stunting pada ibu hamil, bayi, maupun kepada anak usia dini di setiap sudut desa itu nantinya akan menjadi tolok ukur keberhasilan Indonesia menghasilkan generasi masa depan yang cerah dan membanggakan.
“Saya harap kader pembangunan manusia yang selama ini saya Haqqul Yaqin bekerjanya siang malam, sehingga melahirkan desa-desa yang peduli terhadap stunting. Di usia ke-80 tahun, stunting ini masih menjadi persoalan serius,” jelas Mendes Yandri.
Oleh karena itu, Menteri Yandri mengajak agar para KPM ini dapat mengoptimalkan kegiatan penyuluhan rutin mengenai pentingnya ASI eksklusif, pola makan gizi seimbang, dan cara menyajikan makanan pendamping ASI (MPASI) yang baik.
Sebab menurutnya, angka stunting yang tinggi dapat menurunkan produktivitas dan pendapatan sebuah keluarga, bahkan suatu daerah, dalam memperlebar kesenjangan ekonomi di wilayah tersebut.
“Dan rasanya tidak adil jika di Indonesia ini masih ada para ibu hamil atau anak-anak cucu kita yang hari ini belum sempat menikmati itu semua. Maka kita harus hadir dengan ketulusan jiwa dan kebesaran hati untuk memastikan bahwa keluarga, sanak saudara kita memiliki pertumbuhan dan gizi yang baik,” ungkap Mendes Yandri.
Di sisi lain, Mendes mengingatkan pentingnya menyiapkan kesehatan yang prima sebelum melangkah ke jenjang pernikahan. Ia mengkritik kebiasaan buruk masyarakat yag rela mengeluarkan biaya puluhan juta untuk sekadar melakukan prewedding, tapi tidak memikirkan hal yang lebih mendesak yakni prakonsepsi.
Oleh sebab itu, dalam penyelenggaraan percepatan penurunan stunting membutuhkan pendekatan intervensi yang komprehensif. Di antaranya mencakup aspek penyiapan pengetahuan kehidupan berkeluarga, perbaikan pola asuh, serta peningkatan akses air minum dan sanitasi.
“Kita sadar bahwa siapapun makhluk di muka bumi ini, tidak ada yang mau kekurangan gizi. Tapi mungkin karena mereka belum punya ilmu pengetahuan, kadang juga karena kebiasaan hidupnya yang belum bisa kita geser, atau karena pendampingan kita yang kurang maksimal,” bebernya.
“Oleh karena itu, ini adalah tanggung jawab kita. Ini merupakan gerakan moral, ini adalah gerakan luar biasa, karena menyangkut masa depan anak-anak kita, yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan.” pungkasnya.
Selain itu, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) memberikan penghargaan kepada 15 desa berkinerja baik dalam konvergensi penurunan stunting.
Penghargaan ini menjadi bukti nyata komitmen dan kerja keras pemerintah desa dalam membangun generasi sehat dan bebas stunting melalui berbagai inovasi dan kolaborasi program di tingkat desa.
Mendes Yandri menegaskan komitmennya untuk terus menekan angka stunting di Indonesia. Ia menekankan pentingnya peran desa sebagai garda terdepan dalam memastikan tumbuh kembang anak yang optimal melalui intervensi gizi, kesehatan, dan pendidikan keluarga.
Penghargaan ini diharapkan menjadi motivasi bagi desa-desa lain untuk memperkuat sinergi lintas sektor dalam mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Follow Instagram BeritaDesa.co.id untuk mendapatkan informasi terbaru!





























































